- Kediaman mukmin adalah di syurga manakala kediaman kafir adalah di neraka.
- Dunia adalah syurga orang kafir.
- Kekayaan dan kemewahan di dunia tidak semestinya berkekalan di akhirat.
- Kesusahan orang mukmin di dunia tidak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga.
- Kesenangan orang kafir di dunia tak berbaloi jika dibandingkan dengan azab siksa yang disediakan di neraka.
- Kesenangan atau kesusahan seseorang bukan menjadi kayu ukur bagi keridhoan Allah; yang menjadi penentu ialah keimanan terhadap-Nya.
- Kesusahan di dunia bukan bermakna Allah tidak menyukai seseorang.
- Begitu juga kemewahan yang Allah berikan kepada seseorang bukan bermakna Allah meridhoinya.
- Ridho di atas takdir Ilahi adalah sifat mukmin sejati.
- Jangan berputus asa, kecewa atau sedih apabila melihat orang kafir senang dan mewah dalam kehidupan di dunia
- Keimanan seseorang adalah lebih mahal daripada dunia dan isinya.
- Apalah maknanya kemewahan jika tidak mensyukuri dan beriman dengan Allah.
- Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Internet
- Metode Kerja Kelompok
- Akhlak Anak Terhadap Orang Tua dan Murid Terhadap Guru
- Faham Mu'tazila
- Metode Tanya Jawab
- Pengertian Psikologi Pendidikan
- Kendala Dalam Mengimplementasikan Pendidikan Berbasis Masyarakat
- Pengertian, Sejarah, dan Ruang Lingkup Psikologi
- Bentuk Bentuk Pendidikan
- Askep Pasien Cindra Kepala Berat (CKB)
Joesafira
Pada zaman dulu, ada dua orang nelayan, seorang mukmin dan seorang lagi kafir. Pada suatu hari kedua-duanya turun ke laut untuk menangkap ikan. Semasa menebar jala, nelayan kafir menyebut nama tuhan berhalanya. Hasil tangkapannya amat banyak.
Berlainan pula dengan nelayan mukmin. Apabila menebar jalanya, si-mukmin itu menyebut nama Allah. Hasilnya tidak ada seekor pun ikan yang tersangkut pada jaringnya. Hingga ke lewat senja, nelayan mukmin tidak berjaya mendapat sebarang ikan manakala si-kafir itu kembali dengan membawa ikan yang sangat banyak.
Meskipun pulang dengan tangan kosong, namun nelayan mukmin itu tetap bersabar serta ridho dengan apa yang Allah takdirkan. Si-kafir yang membawa berbakul-bakul ikan pulang dengan rasa bangga dan bongkak.
Malaikat yang melihat keadaan nelayan mukmin ini merasa simpati lalu mengadu kepada Allah. Allah memperlihatkan kepada malaikat tempat yang disediakan oleh-Nya untuk nelayan mukmin itu; yaitu sebuah syurga. Berkata malaikat "Demi Allah, sesungguhnya tidak memberi erti apa-apa pun penderitaan di dunia ini jika dia mendapat tempat di syurga Allah."
Setelah itu Allah memperlihatkan tempat yang disediakan untuk nelayan kafir. Berkata malaikat "Alangkah malangnya nasib si-kafir. Sesungguhnya tidak berguna langsung apa yang dia dapat di dunia dulu sedangkan tempat kembalinya adalah neraka jahannam."
Moral dan Iktibar
Category:
Cerpen Islami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!