Top 10 JOESAFIRA blog dalam 7 hari ..


Apa itu Neobux? Klik Disini

Perkembangan Jiwa Beragama Pada Anak - anak
PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA PADA ANAK – ANAK

Perkembangan jiwa beragama pada anak – anak umumnya adalah perkembangan yang masih awal, tetapi sebenarnya sebelum masa anak- anak pun seorang anak telah mendapatkan sebuah pendidikan tentang keagamaan, yaitu dalam kandungan, masa pranatal dan masa bayi. Walaupun pada saat itu penerimaan pendidikan agama itu belum dapat diberikan secara langsung misalnya dalam kandungan, seorang janin hanya bisa menerima rangsangan atau respon dari sang ibu, ketika ibu sedang sholat mungkin atau mengerjakan perintah – perintah agama lainnya, begitu juga pada saat bayi dilahirkan, ia hanya menerima rangsangan dari luar misalnya pada saat sang bayi di azan kan. nah dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa masa anak – anak bukan lah masa yang paling awal mendapatkan pendidikan keagamaan, tapi bagaimana kita bisa membentuk seorang anak menjadi anak yang taat pada agama dan mempunyai kepribadian muslim yang sesungguhnya. 

Berikut ini ada beberapa anak yang berhasil diwawancarai dengan pertanyaan yang bisa dijawab anak tersebut.

1. Nama    : Dika irawan
    Umur    : 7 Tahun

Hasil wawancara

Setelah mewawancarai anak ini, dapat disimpulkan bawasannya sejauh mana perkembangan jiwa beragama anak ini salah satunya, peran pendukung yang harus memotivasi dan menuntun adalah peran penting orang tuanya sendiri atau orang yang terdekat lainya, karena bayak hal yang telah ditanyakan dan jawabannya pun tidak terlepas dari peran orang tuanya sendiri, seperti sholat anak – anak pada umumnya selalu meniru dan ikut – ikutan apa yang dilakukan orang tuanya, tetapi sebaliknya jika orang tuanya tidak ada perhatian terhadap anak maka anak pun tidak terbiasa dengan hal – hal keagamaan seperti sholat dll.

2. Nama     : Rasty
    Umur     : 7 Tahun

Hasil wawancara 

Tidak jauh berbeda dengan anak sebelumnya, setelah diwawancarai dengan pertanyaan yang sama ternyata, bila ditanyakan tentang perintah agama seperti sholat, puasa, dan mengaji. Anak ini menjawab dengan polosnya, Rasty sering juga sholat tapi kalau ayah juga sholat, tapi kalau ayah lupa sholat atau tidak sholat Rasty juga tidak sholat. Begitu juga dengan pertanyaan yang lain seperti puasa bulan ramadhan. Anak ini menjawab tidak puasa kalau orang tuanya tidak puasa. Dari beberapa pertanyaan yang telah diberikan dan dijawab ternyata semua itu tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab orang tua untuk selalu membimbing dan mengajari bagaimana seorang anak itu bisa menjadi anak yang taat pada agama, namun tidak terlepas dari itu semua bagaimana bila dari orang tuanya sendiri tidak mencerminkan hamba yang baik dan taat pada agama, akan jadi apa anak tersebut bila dari orang tunya sendiri tidak menjalankan perintah agama, dengan demikian anak tersebut juga tidak tahu dan tidak bisa menjadi anak yang sholeh karena tidak diajari pendidikan keagamaan dari masa anak – anak.

3. Nama      : Icha
    Umur      : 7 Tahun

Hasil wawancara

Sebagai orang tua hendaknya bisa membagi waktu untuk kesemua kesibukannya, punya waktu untuk bisa bersama anak – anak, pekerjaan, dan kesibukan lainnya. jadi, bila masih bersama anak – anak dari situ orang tua bisa mengajari anaknya dengan berbagai hal, misalnya pelajaran sekolah, atau pendidikan keagamaan seperti mengajari mengaji, do’a sehari – hari, wudhu’, sholat, dan puasa pada bulan ramadhan. Seperti anak ini misalnya, setelah diwawancarai ternyata banyak hal yang telah diajarkan yaitu khusus dari orang tuanya sendiri seperti mengaji, doa’ sehari-hari, sholat, bahkan berpuasa pada bulan ramadhan. Icha ini mulai berpuasa 1bulan penuh pada saat kelas 2SD, dan sholat berjamaah dengan keluarga. Pendidikan keagamaan memang harus ditanamkan sejak dini dimulai dari hal terkecil sekalipun, semua itu diupayakan untuk meningkatkan jiwa keagamaan pada anak itu sendiri.

kesimpulan :

Peran orang tua dari ketiga anak diatas adalah salah satu tanggung jawab untuk menjadikan anak tersebut anak yang sholeh, harus punya waktu untuk sang anak, ajarkanlah anak pendidikan keagamaan dari hal yang terkecil sekalipun. Agar seorang anak dapat terbiasa melakukan hal keagamaan tersebut, dan semuanya itu dilakukan untuk meningkatkan perkembangan jiwa keagamaan pada masa anak – anak.

Oleh : Feby Pancawati

1 komentar:

Unknown mengatakan...

pamer foto http://lh6.ggpht.com/_RVpTV2JOOxA/S1US6NaYjGI/AAAAAAAAB6E/UsqF7FrOBGs/t4belajarblogger18.gif

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!