- Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian dari sistem keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak dapat mengesampingkan peran keluarga.
- Berfokus pada saat ini, yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah masalah-masalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan yang masa lampaunya. Oleh karena itu, masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal yang bersifat jangka panjang.
- Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Internet
- Metode Kerja Kelompok
- Akhlak Anak Terhadap Orang Tua dan Murid Terhadap Guru
- Faham Mu'tazila
- Metode Tanya Jawab
- Pengertian Psikologi Pendidikan
- Kendala Dalam Mengimplementasikan Pendidikan Berbasis Masyarakat
- Pengertian, Sejarah, dan Ruang Lingkup Psikologi
- Bentuk Bentuk Pendidikan
- Askep Pasien Cindra Kepala Berat (CKB)
Joesafira
PENDEKATAN DAN BENTUK KONSELING KELUARGA
A. Pendekatan Konseling Keluarga
Untuk memahami mengapa suatu keluarga bermasalah dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah keluarga tersebut, berikut akan di deskripsikan secara singkat beberapa pendekatan konseling keluarga. Tiga pendekatan konseling keluarga yang akan di uraikan berikut ini, yaitu pendekatan sistem, conjoint, dan struktural.
1. Pendekatan Sistem Keluarga
Murray Bowen merupakan peletak dasar konseling keluarga pendekatan sistem. Menurutnya anggota keluarga itu bermasalah jika keluarga itu tidak berfungsi (disfunctining family). Keadaan ini terjadi karena anggota keluarga tidak dapat bmembebaskan dirinya dari peran dan harapan yang mengatur dalam hubungan mereka.
Menurut Bowen, dalam keluarga terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota keluarga bersama-sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan yang mengarah pada individualitas. Sebagaian anggota keluarga tidak dapat menghindari sistem keluarga yang emosional yaitu yang mengarahkan anggota keluarganya mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindar dari keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian dia harus membuat pilihan berdasarkan rasionalitasnya bukan emosionalnya.
2. Pendekatan Conjoint
Sedangkan menurut Satir (1967) masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga berhubungan dengan harga diri (Self – Esteem) dan komunikasi. Menurutnya, keluarga adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah terjadi jika slf-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi yang terjadi dikeluarga itu juga tidak baik. Satir m engemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bahawa anggota keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.
3. Pendekatan Struktural
Minuchin (1974) beranggapan bahwa masalah keluarga sering terjadi karena struktur keluarga dan pola transaksi yang dibangun tidak tepat. Seringkali dalam membangun struktur dan transaksi ini batas-batasss antara subsitem dari sistem keluarga itu tideak jelas.
Mengubah struktur dalam keluarga berarti menyusn kembali keutuhan dan menyembuhkan perpecahan antara dan seputar anggota keluarga. Oleh karena itu, jika dijumpai keluarga yang bermasalah perlu di rumuskan kembali struktur keluarga itu dengan memperbaiki transaksi dan pola hubungan yang baru yang lebih sesuai.
Berbagai pandangan para ahli tentang keluarga akan memperkaya pemahaman konselor untuk melihat masalah apa yang seang terjadi, apakah soal struktur, pola komunikasi, atau batasan yang ada di keluarga, dan sebagainya. Berangkat dari analisi terhadap masalah yang dialami oleh keluarga itu konselor dapat menetapkan strategi yang tepat untuk membantu keluarga..
B. Bentuk Konseling Keluarga
Kecendrungan pelaksanaan konseling keluarga adalah sebagai berikut :
Dalam kaitannya dengan bentuknya, konseling keluarag di kembangkan dalam berbagai bentuk sebagai pengembangan dari konseling kelompok. Bentuk konseling keluarga dapat terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai bentuk konvensionalnya. Saat ini juga dikembangkan dalam bentuk lain, misalnya ayah dan anak laki-laki, ibu dan anak perempuan, ayah dan anak perempuan, ibu dan anak laki-laki, dan sebagainya (Ohlson, 19770.)
Bentuk konseling keluarga ini disesuaikan dengan keperluannya. Namun banyak ahli yang mengajurkan agar anggota keluarga dapat ikut serta dalam konseling. Perubahan pada sistem keluarga dapat dengan muda di ubah jika seluruh anggota keluarga terlibat dalam konseling, karena mereka tidak hanya berbicara tentang keluarganya tetapi juga terlibat dalam penyusunan rencana perubahan dan tindakannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/konseling-pernikahan-f42/pendekatan-dan-bentuk-konseling-perkawinan-t63.htm
Category:
Bimbingan dan Konseling
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!