TEORI - TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
A. Prinsip-prinsip belajar dalam pencapaian tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya akan membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global. Sumber daya manusia yang mampu bersaing memasuki dunia global adalah manusia yang benar-benar unggul. Manusia unggul adalah manusia yang mempunyai kemampuan, antara lain:
- Berfikir kreatif dan produktif
- Mampu mengambil keputusan
- Mampu memecahkan masalah
- Belajar bagaimana belajar
- Kolaborasi
- Mampu mengelola / mengendalikan diri
Penentuan strategi pembelajaran merupakan penerapan dari azas-azas pembelajaran. Azas pembelajaran ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip belajar, atau dapat dikatakan bahwa azas pembelajaran merupakan implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru. Prinsip-prinsip belajar adalah
- Perhatian dan Motivasi
- Keaktifan
- Keterlibatan langsung
- Pengulangan
- Perbedaan individual
B. Klasifikasi teori belajar dalam pembelajaran
Secara garis besar teori belajar menurut Gredler dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga) : Conditioning theory, Conection theories, dan Insightful learning.
1. Conditioning theory
Condioning theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu respons dari stimulus tertentu. Teori ini dikemukakan oleh Parlov, dan dikembangkan oleh Watson, Guthreich, dan Skinner. Secara rinci hasil experiment yang dilakukan oleh Parlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar.
- Law of respondent conditioning
- Law or respondent extinction
Selanjutnya Watson mengembangkan teori belajar dengan berpola pada penemuan Parlov. Dia berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau respons bersyarat melalui stimulus pengganti. Guthreic memperluas penemuan Watson yang dikenal dengan The Law Of Association, yaitu suatu kombinasi stimuti yang telah menyertai suatu gerakan. Kemudian Skinner mengembangkan teori belajar ini dengan teori Operant conditioning, yaitu tingkah laku bukanlah sekedar respons terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang di sengaja atau operant. Secara rinci hasil experiment yang dilakukan BF.Skinner terhadap tikus adalah
- Law of operant conditioning
- Law of operant extinction
2. Conection theories
Conection theories merupakan teori belajar yang menyatakan behwa belajar merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Yeori ini dikembangkan oleh Thorndike yang juga dinamakan train and error learning. Hukum belajar dinamakan Law efektif yaitu
- Segala tingkah laku yang menyenangkan akan di ingat dan mudah dipelajari
- Segala tingkah laku yang tidak menyenangkan dan mudah dipelajari
- Aplikasi teori ini dengan adanya pemberian ganjaran, hukuman, dll.
Secara rinci hasil experiment yang dilakukan Thorndhike terhadap kucing adalah
- Law of effect
- Law of readines
- Law of ekecise
3. Insightful learning
Insightful learning adalah belajar menurut pandangan kognitif. Disebut dengan Gestal dan Field theories. Aplikasi teori Gestal dalam proses pembelajaran, antara lain :
- Pengalaman tilikan (Insight)
- Pembelajaran yang bermakna (Meaningful learning)
- Prilaku bertujuan (Purposive behavior)
- Prinsip ruang hidup (Life space)
Selanjutnnya teori Gestalt dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget teori belajar merupakan :
- Proses belajar dari konkrit ke yang abstrak
- Pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan mental baru yang sebelumnya
- Perubahan umur mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Teori belajar Burner merupakan pengembangan dari teori belajar Gestalt Insightful Learning. Dalam pendekatan ini mengandung makna bahwa refleks belajar berkisar pada manusia sebagai pengolah terhadap informasi (masukan) yang diterimannya untuk memperoleh pemahaman. Dasar pemikiran teori ini adalah :
- Belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif
- Orang menciptakan sendirisuatu kerangka kognitip bagi diri sendiri.
Namun demikian teori ini jugaada kelemahannya, yaitu memerlukan banyak biaya, waktu lama, dan kepemilikan teori dasar mutlak diperlukan. Untuk mengurangi kekurangan tersebut ada pengembangan teori Insightful Learning ini dengan tetap membangun kerangka kognitif sendiri tidak dengan induktif tetapi deduktif.
C. Paradigma pembelajaran
Paradigma pembelajaran dapat dibedakan secara garis besar menjadi 2, yaitu : Paradigma Behaviorisme dan Paradigma Konstruktivisme.
1. Paradigma Behaviorisme
Pandangan behaviorisme sebenarnya merupakan penerapan dari teori belajar conditioning theories. Penjelasan diatas dapat menggambarkan bahwa menurut Operant conditioning ada 3 komponen belajar, yaitu :
- Stimulus diskriptif
- Response peserta didik, dan
- Konsekwensi perkuatan operant pembelajaran
Asumsi yang membentuk landasan untuk conditioning theories ini adalah :
- Belajar adalah tingkah laku
- Perubahan tingkah laku secara fungsional terkait dengan adanya perubahan kejadian di lapangan
- Hubungan antara tingkah laku dan lingkungan berpengaruh jika sifat tingkah laku dan kondisidapat terkontrol secara seksama
- Data dari studi eksperimental tingkah laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat diterima sebagai penyebab terjadinya tingkah laku
- Tingkah laku organisme secara individu merupakan sumber daya yang cocok
- Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan adalah sama untuk semua mahluk hidup
2. Paradigma Konstruktivisme
Dasar paradigma konstruktivisme adalah memandanng bahwa pengetahuan bersifat non objektif, temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Sehingga cirri kontruktivisme adalah ketidakteraturan.
Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaboratif, dan refleksi serta interprestasi. Secara ringkas penetaan lingkungan belajar berdasarkan pandangan konstruktivisme menurut Wilson (1997) adalah sebagai berikut :
- Menyediakan pengalaman belajar melalui proses pembentukan pengetahuan
- Menyediakan pengalaman belajar yang kaya akan berbagai alternative
- Mengintregrasi proses belajar menengajar dengan konteks yang nyata dan relevan
- Mengintegrasi belajar dengan pengalaman bersosialisasi
- Meningkatkan penggunaan berbagai media disamping komunikasi tertulis dan lisan
- Meningkatkan kesadaran peserta didik dalam proses pembentukan pengetahuan mereka.
Dengan penataan lingkungan belajar seperti disebutkan di atas diharapkan mendapatkan hasil aplikasi pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran, antara lain :
- Peserta didik memiliki sikap dan persepsi positif terhadap belajar
- Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan baru dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya, misalnya mengklasifikasikan, membangun, membandingkan dan menganalisis masalah
- Peserta didik memiliki kebiasaan mental yang produktif, untuk menjadi pemikir yang mandiri, kritis, dan kreatif
Secara ringkas manusia yang diharapkan dalam konstruktivisme adalah berpikir kreatif, berani mengambil keputusan, dapat memecahkan masalah, belajar segaimana belajar, kolaborasi dan pengelolaan diri. Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit aktivitas kolaboratif, refleksi, dan interprestasi.
Teori belajar kognitif menurut Plaget
Plaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran kontruktivisme. Salah satu sumbangan pikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembengan individu. Menurut Plaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap, yaitu :
- Sensory motor
- Pre operational
- Concrete operational dan
- Formal operational
Implikasi teori perkembangan kognitif Plaget dalam pembelajaran adalah :
- Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Olehkarna itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak
- Anak-anak akan belajar lebih baik daripada apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya
- Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing
- Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya
- Didalam kelas anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya
Teori pemprosesan informasi dari Robert Gagne
Asumsi yamg mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan factor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pemprosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dari kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran mempunyai delapan fase, yaitu :
- Motivasi
- Pemahaman
- Pemerolehan
- Penyimpanan
- Ingatan kembali
- Generalisasi
- Perlakuan dan umpan balik
3 komentar:
kalau ada informasi tentang kyak gtu lgi jgan lpa kbarin q iyooo??????????????
Teori-teori Pembelajaran ini sedikit sebanyak dapat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas.
copy paste ya?
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!