Top 10 JOESAFIRA blog dalam 7 hari ..


Apa itu Neobux? Klik Disini

Askep Pasien Aritma
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ARITMIA

1. Pengkajian

a. Riwayat penyakit

b. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi.

c. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.

d. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi.

e. Kondisi psikososial

f. Pemeriksaan Fisik
  • Aktivitas : kelelahan umum
  • Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
  • Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
  • Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit.
  • Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
  • Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
  • Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
  • Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :
  • Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa.
  • Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
  • Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.
Intervensi :
  • Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
  • Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
  • Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
  • Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok jantung.
  • Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
  • Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi.
  • Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD.
  • Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
  • Kolaborasi : Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
  • Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
  • Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
  • Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
  • Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
  • Masukkan/pertahankan masukan IV
  • Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif
  • Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :
  • Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
  • Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat.
Intervensi :
  • Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
  • Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga.
  • Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan mental, vertigo.
  • Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan.
  • Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
  • Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein.
  • Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang.
  • Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
  • Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang memerlukan intervensi medis.
  • Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu.
Daftar Pustaka
  • Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
  • Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
  • Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
  • Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
  • Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001
    Category:

    0 komentar:

    :10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
    :18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
    :26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
    :34 :35 :36 :37 :38 :39

    Posting Komentar

    Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!