PASIEN DENGAN GANGGUAN KPRIBADIAN
- Adaptasi yang tidak fleksibel
- Lingkaran setan antara cara persepsi
- Kemampuan yang lemah
- Tumbuh kembang : g3 dalam perkembangan persepsi, berpikir dan hubungan dengan orang lain
- Hubungan dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang tidak mendukung proses tumbang
- Perpisahan/ kehilangan : orang berarti dalam waktu sementara/ lama (perceraian, kematian atau dirawat di RS
- Penyakit kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri sehingga g3 pola hubungan
- Sosial budaya : perubahan status sosek ( perusahaan bangkrut tau tinggal di tempat baru )
- Jenis gangguan Skizoid : mekanisme koping isolasi
- Jenis gangguan Histerionik : mekanisme koping disosiasi,menyerang dan mengingkari
- Jenis gangguan Narsistik : mekanisme koping manipulasi, intelektualisasi
- Jenis gangguan Boderline : mekanisme koping marah, krisis
- Jenis gangguan Menarik diri : mekanisme koping isolasi
- Jenis gangguan Tergantung : mekanisme koping ketergantungan
- Ciri pokok : sebagai suatu pola pervasif dari emosional dan mencari perhatian yang berlebihan.
- Gejala : emosional tinggi, mendramatisasi diri, menarik perhatian, manipulatif, toleransi rendah, tidak rasional, tempentantrum, manipulatif, reaksi berlebihan pada stres
- Tidak hangat, tidak responsive, terikat pada aturan (tertib, rapi), perfeksionistik, seriously (tidak dapat rileks, tertawa dan menangis ), hubungan sosial terbatas.
- Sukar membina hubungan sosial dan personal, depresi, mengeluh perasaan bosan dan hampa, tidak percaya pada orang lain, perasaan sepi, sangat sensitif terhadap penolakan, tidak mampu mengatasi cemas dan frustasi, kontrol diri kurang
- Tidak mandiri, orang lain yang mengambil keputusan tentang dirinya, kurang percaya diri, vitalitas dan mobilitas kurang
- Tidak hangat, tidak responsif, terikat pada aturan (tertib,rapi ), perfeksionistik, seriusly ( tidak dapat rileks, ketawa & amp; menangis), hubungan sosial terbatas
- Hiperaktif pada penolakan, menghindari hubungan sosial kecuali dengan jaminan (diterima dan tidak dikritik), menarik diri, temannya terbatas, harga diri rendah, gelisah dan malu jika berbicara dengan orang lain, ingin dikasihani & amp; diterima
- Menolak tuntutan untuk berpenampilan adekuat (sosial, pekerjaan), penolakan tidak diungkapkan dengan langsung (menangguhkan, buang2 waktu dan pelupa)
- Emosi dingin dan tidak peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak dapat membedakan pujian, kritik pada perasaan orang lain, menolak kontak mata, menghindari komunikasi spontan, tidak tertarik dengan lawan jenis, pikiran paranoid, pikiran magis & masalah komunikasi
- Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial
- Gangguan alam perasaan : depresi
- Gangguan hubungan dengan orang lain : dependent
- Gangguan hubungan dengan orang lain : manipulatif
- Isolasi sosial
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah
- Resti amuk
- Resti merusak diri
- Mencegah terjadinya gangguan jiwa berat
- Membantu mengembangkan kemampuan hubungan sosial
- Mendorong partisipasi keluarga dalam merawat klien
- Bekerja sama dengan klien dan keluarga
- Terapi perilaku untuk membantu pencapaian tumbang
- Bantu orang tua untuk mendisiplinkan anak
- Bantu anak beradapatasi dalam kelompok
- Respon perawat untuk dipengaruhi gender
- Bantu klien mengemembangkan harga diri yang kuat
- Fasilitasi ledakan rasa marah dan bermusuhan
- Tanggapi setiap perilaku klien
- Beri penjelasan singkat, jelas dan terbatas
- Bantu klien menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya
- Tetapkan harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap
- Bantu klien melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan
- Beri umpan balik perilaku klien
- Libatkan dalam terapi kelompok
- Lakukan terapi keluarga
- Ciptakan lingkungan yang terapeutik
- Kerja sama dengan klien dan keluarga
- Lakukan kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan
- Hindari tawar menawar
- Gunakan contoh peran, teknis reinforcement
- Konfrontasi perilaku klien yang tidak sesuai
- Identifikasi perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan segera
- Identifikasi kebutuhan klien yang membutuhkan
- Libatkan dalam terapi kelompok
- Berikan terapi dengan tepat
- Rancang batasan usia yang sesuai dan konsisten
- Libatkan keluarga dan orang terdekat
- Hindari perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap perilaku, pikiran dan perasaan
- Beri kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya
- Tunjukkan penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien
- Tetap beri informasi tentang kegiatan terapi
- Arahkan klien pada pemikiran rencana masa depan
- Ekspresif psikoterapi
- Diskusikan efek stress dan beri saran
- Cegah ketidak jelasan
- Beri penekanan pada kebutuhan dengan contoh konkrit
- Strategi perilaku dan kognitif sangat berguna
- Terapi kelompok untuk orang tua dan keluarga
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien menerima kritik orang lain
- Bantu klien mengkritik diri sendiri
- Bantu klien agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi kesepiannya
- Bantu klien untuk sosialisasi dan mendapat teman
- Beri reinforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien
- Beri batasan perilaku dan lingkungan
- Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan secara konstruktif
- Beri kesempatan berpengalaman dalam kelompok
- Tingkatkan hubungan sosial
- Lakukan terapi perilaku
- Lakukan kontrak P – K
- Tingkatkan sosialisasi
- Hindari isolasi dan perawatan institusional
- Libatkan dalam terapi okupasi dan terapi kelompok
- Klien mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif
- Perilaku klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja sama
- Sumber koping
- http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan_5531.html
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Komentar anda sangat penting bagi kami, silahkan berkomentar sesuai dengan isi judul postingan. Komentar yang berbau sara atau pornografi akan kami hapus. Buatlah diri anda senyaman mungkin di blog kami. Terimakasih..!